yasshinta

Rabu, 08 Februari 2012

UNTUKMU SOBAT

YASHINTA MAYA FERNANDA

Mungkin sudah tiga hari ini Eka, tiba-tiba saja menjadi anak yang rajin,entah angin apa yang melanda hingga mampu mengubah Eka menjadi orang yang alim seperti berandal yang lagi insyaf.
“Pagi Eka….. tumben nggak telat??” sapa Shinta teman yang selalu setia mendampingi Eka.
“Pagi juga shin…..” jawab Eka dengan menebar senyum kearah Shinta.
Akhir-akhir ini Eka seperti kedatangan malaikat untuk menyuruhnya tobat. Eka yang dulu nggak karuan, kini bagai orang yang tak punya dosa.
“Hai Shinta…. Pagi banget , nggak mandi ya…?” goda Eka ketika shinta masuk kelas
“kalo aku belum mandi, emangnya kamu mau mandiin??”sambil ketawa
Hari-hari berlalu terasa begitu cepat, persahabatan Eka dan Shinta semakin akrab. Setiap pulang sekolah mereka jalan bersama, bercanda bersama. Hari-hari mereka penuh dengan keceriaan.
Dan pada suatu hari…….
“Eka, aku boleh Tanya nggak??”
“Mau Tanya apa.. emangnya ada Undang-Undang yang melarang orang untuk bertanya?”. Jawab Eka.
“Eh… kenapa sihh kamu kok tiba-tiba saja jadi baik? Nggak seperti dulu, ada orang di Hatimu?” ungkap Shinta dengan selidik
“Nggak ada apa-apa Shin, aku hanya ingin menjadi diriku sendiri.”
“Jadi sikapmu dulu, kenakalanmu dulu bukanlah dirimu yang sebenarnya?” shinta seakan tak percaya dengan apa yang baru didengarnya. Baru kali ini Eka cerita seperti itu.
Mereka sudah lama kenal sejak kecil. Shinta baru menyadari Eka adalah seseorang yang amat berarti baginya, segala sikap Eka yang dulu hanyalah sandiwara saja.
“Shin…” kata Eka
“mungkin kau terkejut dengan apa yang baru aku katakan. Dan satu hal lagi, aku ingin menyampaikan kepadamu, kalau sejak kecil aku sudah mengidap kanker paru-paru, dan semakin lama semakin kronis. Dokter memvonis, hidupku tinggal beberapa bulan saja.
Perkataan Eka sangat menyentuh hati Shinta. Betapa Eka bisa menyembunytikan sesuatu hal yang terbesar dalam hidupnya.
Tetesan air mata bening mengalir di pipi Shinta. Seluruh kesedihan serasa bertumpuk di hati Shinta. Sungguh besar penderitaan yang dialami Eka, tapi Eka tetap menjalani sisa-sisa hidupnya dengan senyuman.
“shinta sebelum aku pergi, aku ingin merasakan apa itu cinta, aku ingin merasakan bagian hidup yang terindah..”
Kata-kata Eka seakan-akan dapat merobohkan dinding hati yang paling kokoh sekalipun.
Shinta berusaha tersenyum agar hati Eka tak terlalu bersedih, shinta serasa tidak tahan melihat Eka berrsedih.
“Eka.., jangan gitu dong, jangan putus asa, berusahalah hidup demi aku, demi kedua orang tuamu dan yang lainnya.”hibur Shinta .
Hari yang cerah , semua kelihatan ceria, terdengar suara ketawa kanan kiri.
“Shintaa….” Eka berteriak membuyarkan lamunan Shinta yang lagi termenung sendiri.
“Ngelamun saja…” sambil menepuk bahu dan mencubit pipi Shinta.
“Ahh kamu Eka…” Shinta menjawab dengan rasa kesal.
“hehehe,,,, besok ulang tahun kamu kannn..??? minta kado apa kamu??” Tanya Eka.
“Ahh, gak usah repot-repot Eka ….!!!” Jawab Shinta dengan senyum.
“ ya udah besok pokoknya aku tunggu kamu di pantai , haruus datang, Okeyy..!!!” omong Eka.
Tanpa sempat berkata Shinta hanya tersenyum melihat tingkah Eka.
Keesokan harinya………….
Shinta kelihatan resah menunggu kedatangan Eka, tidak seperti biasanya sobatnya itu telat kalo punya janji.
Dari jauh Shinta melihat Eka berlari menuju dirinya. Diiringi dengan batuk kecil. Eka kelihatan sangat lelah. Tapi dia tetap saja berlari demi Shinta yang telah lama menunggunya.
Dengan nafas tersengal-sengal Eka memeluk tubuh shinta.
“Aku telah datang Shinta, sorry aku telat soalnya susah mencari kado buatmu.”
“Tidak apa-apa yang penting kamu datang” hibur shinta penuh haru, betapa setia Eka pada Shinta.
Tiba-tiba saja Eka jatuh terkulai lemas.Shinta segera meletakkan kepala Eka di pangkuannya.
“Eka bangun…… Eka buka matamu….” Ujar Shinta.
Air mata bening mulai membasahi pipi Shinta. Dengan tubuh lemas setengah sadar, Eka memberikan bungkusan kado untuk Shinta dan mengucapkan selamat ulang tahun untuk Shinta. Ada secarik kertas yang terselip di bungkusan kado itu dan Shinta segera mengambil dan membacanya.
Untuk sobatku, Shinta….
Mungkin kini adalah saat terakhir kita.
Kamu adalah teman terbaikku,
kamu selalu ada untukku,
kamu yang selalu temani aku disaat senag maupun sedihku.
Kini sudah saatnya aku pergi . Terima kasih selama masa hidupku kamu selalu menemani aku. Semoga persahabatan kita abadi, akan ku kenang semua kebaikanmu, dan senyum manismu. Aku sangat menyayangimu ….
“Ekaaaa,,,, aku juga menyayangimu…”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar