Agnes Monica & Christian Chavez En Donde Estas / Kau Dimana / Where Did You Go
Posting lirik ini di blog anda
Disfrazando con un beso este vacío que se siente
Ocultando en el silencio otra mañana indiferente
Cada uno caminando en sentido contrario al corazón
Te extraño, amor
Ku pejamkan mataku dan ku rasakan saat itu
Masih teringat rasa yang kita punya sejak dulu
Namun ini langkahmu dan ini maumu
Tuk kamu jauh dariku
Que se moría por una mirada
Que entre tus brazos solo suspiraba
Que le bastaba como una caricia
Para curarlo de cualquier herida
Que nos faltaba para enamorarnos
Convencidos en nos separarnos
Tú y yo jurabamos y nos creía
Que tanto amor hasta nos sobraría
En dónde estás? En dónde estoy? si te quería
And the time just passes by
And there’s no more words to say
We forgot to love each other, this is all we ever have
Where did you go if i still love you
Where did you go, where did you go
And where i have, and where am i, if i still love you
Kau dimana, en dónde estás? en dónde estoy? en dónde estoy?
If i still love you, en dónde estás?
gudanglagu.com Free Download Lagu Agnes Monica & Christian Chavez – En Donde Estas / Kau Dimana / Where Did You Go MP3 Lirik 4shared Gratis Chord Video Album
keteladanan tidak membutuhkan tindakan yang besar, tetapi membutuhkan ketaatan yang besar
yasshinta
Kamis, 29 Maret 2012
Rabu, 08 Februari 2012
UNTUKMU SOBAT
YASHINTA MAYA FERNANDA
Mungkin sudah tiga hari ini Eka, tiba-tiba saja menjadi anak yang rajin,entah angin apa yang melanda hingga mampu mengubah Eka menjadi orang yang alim seperti berandal yang lagi insyaf.
“Pagi Eka….. tumben nggak telat??” sapa Shinta teman yang selalu setia mendampingi Eka.
“Pagi juga shin…..” jawab Eka dengan menebar senyum kearah Shinta.
Akhir-akhir ini Eka seperti kedatangan malaikat untuk menyuruhnya tobat. Eka yang dulu nggak karuan, kini bagai orang yang tak punya dosa.
“Hai Shinta…. Pagi banget , nggak mandi ya…?” goda Eka ketika shinta masuk kelas
“kalo aku belum mandi, emangnya kamu mau mandiin??”sambil ketawa
Hari-hari berlalu terasa begitu cepat, persahabatan Eka dan Shinta semakin akrab. Setiap pulang sekolah mereka jalan bersama, bercanda bersama. Hari-hari mereka penuh dengan keceriaan.
Dan pada suatu hari…….
“Eka, aku boleh Tanya nggak??”
“Mau Tanya apa.. emangnya ada Undang-Undang yang melarang orang untuk bertanya?”. Jawab Eka.
“Eh… kenapa sihh kamu kok tiba-tiba saja jadi baik? Nggak seperti dulu, ada orang di Hatimu?” ungkap Shinta dengan selidik
“Nggak ada apa-apa Shin, aku hanya ingin menjadi diriku sendiri.”
“Jadi sikapmu dulu, kenakalanmu dulu bukanlah dirimu yang sebenarnya?” shinta seakan tak percaya dengan apa yang baru didengarnya. Baru kali ini Eka cerita seperti itu.
Mereka sudah lama kenal sejak kecil. Shinta baru menyadari Eka adalah seseorang yang amat berarti baginya, segala sikap Eka yang dulu hanyalah sandiwara saja.
“Shin…” kata Eka
“mungkin kau terkejut dengan apa yang baru aku katakan. Dan satu hal lagi, aku ingin menyampaikan kepadamu, kalau sejak kecil aku sudah mengidap kanker paru-paru, dan semakin lama semakin kronis. Dokter memvonis, hidupku tinggal beberapa bulan saja.
Perkataan Eka sangat menyentuh hati Shinta. Betapa Eka bisa menyembunytikan sesuatu hal yang terbesar dalam hidupnya.
Tetesan air mata bening mengalir di pipi Shinta. Seluruh kesedihan serasa bertumpuk di hati Shinta. Sungguh besar penderitaan yang dialami Eka, tapi Eka tetap menjalani sisa-sisa hidupnya dengan senyuman.
“shinta sebelum aku pergi, aku ingin merasakan apa itu cinta, aku ingin merasakan bagian hidup yang terindah..”
Kata-kata Eka seakan-akan dapat merobohkan dinding hati yang paling kokoh sekalipun.
Shinta berusaha tersenyum agar hati Eka tak terlalu bersedih, shinta serasa tidak tahan melihat Eka berrsedih.
“Eka.., jangan gitu dong, jangan putus asa, berusahalah hidup demi aku, demi kedua orang tuamu dan yang lainnya.”hibur Shinta .
Hari yang cerah , semua kelihatan ceria, terdengar suara ketawa kanan kiri.
“Shintaa….” Eka berteriak membuyarkan lamunan Shinta yang lagi termenung sendiri.
“Ngelamun saja…” sambil menepuk bahu dan mencubit pipi Shinta.
“Ahh kamu Eka…” Shinta menjawab dengan rasa kesal.
“hehehe,,,, besok ulang tahun kamu kannn..??? minta kado apa kamu??” Tanya Eka.
“Ahh, gak usah repot-repot Eka ….!!!” Jawab Shinta dengan senyum.
“ ya udah besok pokoknya aku tunggu kamu di pantai , haruus datang, Okeyy..!!!” omong Eka.
Tanpa sempat berkata Shinta hanya tersenyum melihat tingkah Eka.
Keesokan harinya………….
Shinta kelihatan resah menunggu kedatangan Eka, tidak seperti biasanya sobatnya itu telat kalo punya janji.
Dari jauh Shinta melihat Eka berlari menuju dirinya. Diiringi dengan batuk kecil. Eka kelihatan sangat lelah. Tapi dia tetap saja berlari demi Shinta yang telah lama menunggunya.
Dengan nafas tersengal-sengal Eka memeluk tubuh shinta.
“Aku telah datang Shinta, sorry aku telat soalnya susah mencari kado buatmu.”
“Tidak apa-apa yang penting kamu datang” hibur shinta penuh haru, betapa setia Eka pada Shinta.
Tiba-tiba saja Eka jatuh terkulai lemas.Shinta segera meletakkan kepala Eka di pangkuannya.
“Eka bangun…… Eka buka matamu….” Ujar Shinta.
Air mata bening mulai membasahi pipi Shinta. Dengan tubuh lemas setengah sadar, Eka memberikan bungkusan kado untuk Shinta dan mengucapkan selamat ulang tahun untuk Shinta. Ada secarik kertas yang terselip di bungkusan kado itu dan Shinta segera mengambil dan membacanya.
Untuk sobatku, Shinta….
Mungkin kini adalah saat terakhir kita.
Kamu adalah teman terbaikku,
kamu selalu ada untukku,
kamu yang selalu temani aku disaat senag maupun sedihku.
Kini sudah saatnya aku pergi . Terima kasih selama masa hidupku kamu selalu menemani aku. Semoga persahabatan kita abadi, akan ku kenang semua kebaikanmu, dan senyum manismu. Aku sangat menyayangimu ….
“Ekaaaa,,,, aku juga menyayangimu…”
Mungkin sudah tiga hari ini Eka, tiba-tiba saja menjadi anak yang rajin,entah angin apa yang melanda hingga mampu mengubah Eka menjadi orang yang alim seperti berandal yang lagi insyaf.
“Pagi Eka….. tumben nggak telat??” sapa Shinta teman yang selalu setia mendampingi Eka.
“Pagi juga shin…..” jawab Eka dengan menebar senyum kearah Shinta.
Akhir-akhir ini Eka seperti kedatangan malaikat untuk menyuruhnya tobat. Eka yang dulu nggak karuan, kini bagai orang yang tak punya dosa.
“Hai Shinta…. Pagi banget , nggak mandi ya…?” goda Eka ketika shinta masuk kelas
“kalo aku belum mandi, emangnya kamu mau mandiin??”sambil ketawa
Hari-hari berlalu terasa begitu cepat, persahabatan Eka dan Shinta semakin akrab. Setiap pulang sekolah mereka jalan bersama, bercanda bersama. Hari-hari mereka penuh dengan keceriaan.
Dan pada suatu hari…….
“Eka, aku boleh Tanya nggak??”
“Mau Tanya apa.. emangnya ada Undang-Undang yang melarang orang untuk bertanya?”. Jawab Eka.
“Eh… kenapa sihh kamu kok tiba-tiba saja jadi baik? Nggak seperti dulu, ada orang di Hatimu?” ungkap Shinta dengan selidik
“Nggak ada apa-apa Shin, aku hanya ingin menjadi diriku sendiri.”
“Jadi sikapmu dulu, kenakalanmu dulu bukanlah dirimu yang sebenarnya?” shinta seakan tak percaya dengan apa yang baru didengarnya. Baru kali ini Eka cerita seperti itu.
Mereka sudah lama kenal sejak kecil. Shinta baru menyadari Eka adalah seseorang yang amat berarti baginya, segala sikap Eka yang dulu hanyalah sandiwara saja.
“Shin…” kata Eka
“mungkin kau terkejut dengan apa yang baru aku katakan. Dan satu hal lagi, aku ingin menyampaikan kepadamu, kalau sejak kecil aku sudah mengidap kanker paru-paru, dan semakin lama semakin kronis. Dokter memvonis, hidupku tinggal beberapa bulan saja.
Perkataan Eka sangat menyentuh hati Shinta. Betapa Eka bisa menyembunytikan sesuatu hal yang terbesar dalam hidupnya.
Tetesan air mata bening mengalir di pipi Shinta. Seluruh kesedihan serasa bertumpuk di hati Shinta. Sungguh besar penderitaan yang dialami Eka, tapi Eka tetap menjalani sisa-sisa hidupnya dengan senyuman.
“shinta sebelum aku pergi, aku ingin merasakan apa itu cinta, aku ingin merasakan bagian hidup yang terindah..”
Kata-kata Eka seakan-akan dapat merobohkan dinding hati yang paling kokoh sekalipun.
Shinta berusaha tersenyum agar hati Eka tak terlalu bersedih, shinta serasa tidak tahan melihat Eka berrsedih.
“Eka.., jangan gitu dong, jangan putus asa, berusahalah hidup demi aku, demi kedua orang tuamu dan yang lainnya.”hibur Shinta .
Hari yang cerah , semua kelihatan ceria, terdengar suara ketawa kanan kiri.
“Shintaa….” Eka berteriak membuyarkan lamunan Shinta yang lagi termenung sendiri.
“Ngelamun saja…” sambil menepuk bahu dan mencubit pipi Shinta.
“Ahh kamu Eka…” Shinta menjawab dengan rasa kesal.
“hehehe,,,, besok ulang tahun kamu kannn..??? minta kado apa kamu??” Tanya Eka.
“Ahh, gak usah repot-repot Eka ….!!!” Jawab Shinta dengan senyum.
“ ya udah besok pokoknya aku tunggu kamu di pantai , haruus datang, Okeyy..!!!” omong Eka.
Tanpa sempat berkata Shinta hanya tersenyum melihat tingkah Eka.
Keesokan harinya………….
Shinta kelihatan resah menunggu kedatangan Eka, tidak seperti biasanya sobatnya itu telat kalo punya janji.
Dari jauh Shinta melihat Eka berlari menuju dirinya. Diiringi dengan batuk kecil. Eka kelihatan sangat lelah. Tapi dia tetap saja berlari demi Shinta yang telah lama menunggunya.
Dengan nafas tersengal-sengal Eka memeluk tubuh shinta.
“Aku telah datang Shinta, sorry aku telat soalnya susah mencari kado buatmu.”
“Tidak apa-apa yang penting kamu datang” hibur shinta penuh haru, betapa setia Eka pada Shinta.
Tiba-tiba saja Eka jatuh terkulai lemas.Shinta segera meletakkan kepala Eka di pangkuannya.
“Eka bangun…… Eka buka matamu….” Ujar Shinta.
Air mata bening mulai membasahi pipi Shinta. Dengan tubuh lemas setengah sadar, Eka memberikan bungkusan kado untuk Shinta dan mengucapkan selamat ulang tahun untuk Shinta. Ada secarik kertas yang terselip di bungkusan kado itu dan Shinta segera mengambil dan membacanya.
Untuk sobatku, Shinta….
Mungkin kini adalah saat terakhir kita.
Kamu adalah teman terbaikku,
kamu selalu ada untukku,
kamu yang selalu temani aku disaat senag maupun sedihku.
Kini sudah saatnya aku pergi . Terima kasih selama masa hidupku kamu selalu menemani aku. Semoga persahabatan kita abadi, akan ku kenang semua kebaikanmu, dan senyum manismu. Aku sangat menyayangimu ….
“Ekaaaa,,,, aku juga menyayangimu…”
Langganan:
Postingan (Atom)